Pengelola Waduk Gajah Mungkur Wonogiri terpaksa membuka dua dari empat pintu air dan mengalirkan air dari waduk itu ke Bengawan Solo. Curah hujan cukup tinggi beberapa waktu terakhir membuat volume waduk melebihi batas normal. Dibukanya pintu air tersebut membuat Kota Surakarta terancam banjir.
"Kita mulai melimpaskan air pada Rabu pagi (31/03)," kata Manajer Divisi Air Perum Jasa Tirta I Bengawan Solo, Suwartono, kepada Tempo. Selain membuang air melalui pintu air, mereka juga mengalirkan melalui turbin pembangkit listrik. Total air yang dilepas mencapai 150 meter kubik per detik.
Keputusan untuk membuka pintu air dikarenakan ketinggian permukaan air telah malampaui batas normal. "Batas normal kita adalah 136 meter di atas permukaan laut," kata Suwartono. Sedangkan pada Rabu pagi, ketinggian permukaan waduk mencapai 136,38 meter dari permukaan air laut.
Meski selisih sedikit, namun volume air yang harus dibuang cukup banyak. Menurut Suwartono, mereka butuh membuang air sebesar 600 ribu meter kubik untuk menurunkan permukaan air sebanyak satu sentimeter. "Padahal kita harus menurunkan tiga sentimeter," kata dia.
Kenaikan permukaan air Waduk Gajah Mungkur tersebut, menurut Suwartono, tidak diduga sebelumnya. Awal Februari lalu, ketinggian air di Waduk Gajah Mungkur baru mencapai 131,08 meter dari permukaan air laut. "Kita sempat akan mengusulkan pembuatan hujan buatan agar waduk bisa penuh," kata dia.
Suwartono mengakui pelimpasan air Waduk Gajah Mungkur tersebut menyebabkan permukaan air Bengawan Solo di bagian hilir menjadi naik. "Menurut pantauan, saat ini statusnya siaga normal," kata Suwartono. Namun jika hujan di daerah hulu sungai masih tinggi, kemungkinan bakal terjadi banjir di bagian hilir, termasuk di Kota Surakarta.
Sebenarnya, sebagian besar air yang dibuang dari waduk tersebut terserap oleh petani di Wonogiri dan Sukoharjo. Menurut Suwartono, dari 150 meter kubik per detik air yang dikeluarkan, hanya lima persennya yang mengalir hingga ke Surakarta. "Yang berpotensi menyebabkan banjir adalah anak sungai Bengawan Solo," kata dia.
Meski demikian, pihaknya mengaku tidak memiliki pilihan lain. "Kalau tidak dibuka, waduk bisa jebol," kata dia. Meski demikian dirinya berjanji untuk memantau tinggi permukaan Bengawan Solo, mulai daerah hulu hingga bagian hilir di Jawa timur.
Secara terpisah, Kepala Bidang Perlindungan Masyarakat Kantor Kesatuan Kebangsaan dan Perlindungan Masyarakat, Joko Widodo mengaku tengah melakukan pantauan terhadap tinggi permukaan air Bengawan Solo. "Ketinggian air pada Selasa malam sudah cukup mengkhawatirkan," kata dia. Ketinggian air disebabkan oleh hujan deras yang terjadi di bagian hulu. Padahal, saat itu pintu air Waduk Gajah Mungkur belum dibuka.
Akibat tingginya permukaan Bengawan Solo, pihaknya terpaksa menutup Pintu Air Demangan sejak Selasa malam (30/03), sebab permukaan Bengawan Solo lebih tinggi dibanding permukaan sungai dari dalam kota. "Mudah-mudahan tidak terjadi hujan lebat," harapnya.
Sabtu, 30 Oktober 2010
Pintu Air Waduk Gajah Mungkur Dibuka, Surakarta Terancam Banjir
Posted by Asep Komaru
18.37.00, under Catatan | No comments
0 komentar:
Posting Komentar
pengen AXIS gak usah RASIS